top of page

PRAGUE: MABUK TRDELNIK DAN LENNON WALL

Kami meninggalkan Berlin kali ini menggunakan kereta untuk pergi ke kota lainnya, Praque. Kota ini digadang-gadang sebagai tandingan Paris. Berhubung saya ketika itu belum pernah ke Paris, saya tidak bisa menilai secara objektif mana yang paling indah. Namun, praque memang kota yang cantik.

Tapi yang paling membuat saya tertarik adalah kota ini murah dibandingkan kota di Eropa barat lainnya. Padahal, Prague adalah destinasi popular para turis. Hostel yang kami inapi hanya seharga tiga atau empat pound atau sekitar 80.000 rupiah semalam. Di kota lain, paling murah kami bisa menyewa kamar sekitar 6 pound atau sekitar 120 ribu rupiah atau lebih mahal.

Prague dibagi atas dua bagian old city dan new city. Old city memiliki lebih banyak bangunan-bangunan bersejarah sementara new city sebaliknya lebih banyak gedung-gedung beraksitektur kontemporer dan pemukiman warga. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah gedung pemancar frekuensi siaran yang cukup tinggi hingga kami bisa melihat seluruh kota. Kami menghabiskan waktu yang cukup lama di gedung tersebut hanya untuk duduk sementara jendela besar di depan kami yang memantulkan landscape kota yang indah.

Tidak perlu waktu banyak untuk mengeliling Praque karena kota ini memang kecil. Dalam beberapa jam kami sudah bisa menikmati bagian-bagian kota yang paling terkenal seperti Charles Bridge di mana banyak turis yang berlomba-lomba mengusap bagian emas pada patung-patung yang dipajang di sepanjang jembatan yang kebanyakan adalah penggambaran cerita-cerita di dalam injil. Tentang baik lawan jahat. Konon katanya bila sempat mengusap patung tersebut, doa para peziarah akan dikabulkan.

Di bawah jembatan tersebut, terdapat sebuah dinding yang menjadi incaran para turis, terutama peggemar grup lawas Inggris, the Beatles, termasuk saya. Dinding yang panjangnya sekitar 10 meter itu dikenal dengan nama Lennon Wall karena pada tahun 1980-an, dinding itu dipenuhi graffiti wajah Lennon dan potongan lirik lagu the Beatles dan album solo Lennon.

Dinding ini juga menjadi bukti sejarah kota pada masa pendudukan rezim komunis. Di dinding tersebut, para pemuda akan melampiaskan frustasinya atas komunis melalui graffiti tulisan dan lukisan kebencian. Hal ini sempat memicu bentrokan berdarah antara otoritas kota dan para pemuda di bawah jembatan Charles. Pemerintah kota mencoba menghapus graffiti-graffiti itu dengan mengecat dinding itu kembali. Namun tidak berhasil karena keesokan harinya, Lennon Wall akan kembali terisi penuh graffiti. Kini sang pemilik dinding membiarkan dinding itu tertutup graffiti.

Kota ini juga punya katedral-katedral yang indah. Sebuah kastil di atas bukit yang menarik, Prague Castle. Atau old town square dengan atraksi prague astronomical clock. Bisa juga mendatangi Titik tertinggi di kota dengan sebuah menara pemantau, Petrin, yang arsitekturnya sering dibandingkan dengan menara Eiffel.

Namun saya paling menikmati duduk sendirian di pingiran sungai Vltava yang membelah kota prague di dekat Dancing Building. Bangunan yang terkenal karena arsitekturnya yang aneh layaknya bangunan yang berjoget menikmati musik. Sementara teman seperjalanan terpaksa mencari café untuk menyelesaikan disertasi S1-nya yang belum beres saat kami memutuskan untuk berkeliling sebagian Eropa.

Malamnya kami berburu makanan bernama Trdelnik. Katanya belum lengkap sampai di Prague kalau belum coba roti ini. Trdelnik berupa roti pastry tradisional yang dililitkan melingkar pada sebuah besi dan dipanggang, layaknya daging guling. Roti ini aslinya berasal dari Transylvania, Romania dan kini umum ditemukan di negara-negara tetangganya, seperti Chech Republic, Hungaria, dan Austria.

Saya menyukai roti tersebut karena harganya yang murah dan rasanya yang manis serta beraroma kayu manis dengan taburan walnut. Bagi sang teman yang suka sekali minum kopi, roti tersebut terasa sangat pas sebagai makanan pendamping. Teman saya ini memang suka kopi dan bertekad mampir ke semua restoran yang memiliki rasa kopi paling nikmat di setiap kota yang kami kunjungi. Saya cukup menemani saja hahaha. Bagi saya air putih terasa paling nikmat.

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page