top of page

BARCELONA: SAYA JATUH CINTA

Setelah berhari-hari berpindah-pindah kota. Saya bisa sedikit melepas lelah di Barcelona. Mengingat kota ini adalah kota di mana kami akan menghabiskan waktu terlama dalam rencana perjalanan ini. Awalnya saya agak khawatir untuk menginap lebih lama di Barcelona sementara cuma punya beberapa hari di Itali yang sebelumnya saya kira akan lebih menyenangkan.

Saya menjadwalkan tinggal agak lama di Barcelona karena hanya kedutaan Spanyol yang bisa memberikan jadwal pengurusan visa Schengen paling cepat saat itu, mengingat kami memiliki waktu dua minggu saja sebelum rencana terbang. Agar aplikasi visa saya bisa diterima pemerintah Spanyol, saya harus menyerahkan rancangan perjalanan yang menyatakan bahwa Spanyol adalah negara pertama di Schengen yang kami kunjungi atau negara dengan jumlah tinggal terlama. Makanya, mau tak mau saya harus merancang agar perjalanan kami sesuai dengan persyaratan visa.

Keputusan itu ternyata tidak salah. Saya sangat menyukai Barcelona. Bangunannya, tata kotanya, makanannnya, bahasanya, cuacanya, orang-orangnya, penginapannya, dan lainnya, membuat saya merasa di rumah. Setelah merasakan rasisme di Paris, Barcelona bagai angin segar karena kota ini bergitu terbuka dengan keberagaman. Tidak aneh sih, Spanyol dikenal sebagai rumahnya pengelana dunia, jalur perdagangan tersibuk di masa lalu. Hal ini mungkin yang membuat penduduk Spanyol, juga Barcelona, mampu menerima para pendatang dari beragam suku bangsa, warna kulit, maupun agama.

Barcelona terkenal dengan arsitekturnya. Seorang teman lulusan program arsitektur bilang kalau, Barcelona adalah surganya bangunan keren dan tata kotanya patut dikasih bintang lima. Salah satu arsitek kenamaan di Barcelona adalah Antoni Gaudi. Dia punya gaya arsitektur yang khas, kontemporer dan berwarni warni. Karyanya yang paling terkenal adalah gereja Segrada Familia.

Saat saya ke sana, antrian orang telah mengular di depan pintu masuk. Banyak yang penasaran untuk melihat bangunan tersebut lebih dekat. Dari luar pun, gereja tersebut sudah menarik mata dengan

depiksi kisah alkitab berupa pohon kehidupan di dindingnya. Berbeda dengan gereja lainnya di Eropa yang selalu terkesan klasik dan membosankan dengan atap tinggi, cat warna krem, dan kaca kolase bergambar alkitab, gereja ini memberikan nuansa yang berbeda.

Atapnya memang dibuat tinggi namun dengan bentuk yang tidak biasa sehingga terkesan misterius, sementara bagi saya terlihat seperti kastil-kastil di cerita fantasi. Warna bangunannya tidak melulu krem kombinasi coklat atau sejenisnya, namun dia juga menambahkan warna-warna terang seperti hijau atau merah pada dinding luar bangunan.

Gereja itu pun memiliki kaca-kaca kolase namun fungsinya tidak hanya untuk menunjukkan cerita alkitab, namun juga sebagai metode pencahayaan dalam ruangan gereja. Kaca-kaca tersebut mampu membentuk mood di dalam gereja. Cahaya yang masuk melalu kaca pada siang dan sore hari atau pada saat cerah dan mendung memberikan kesan magis yang berbeda di dalam gereja.

Gaudi memang tidak ingin main-main dalam merancang gereja, dia bilang, Tuhan telah menciptakan banyak keajaiban di bumi, sehingga untuk menghormatinya setidaknya dia ingin membuat bangunan penyembahan yang tidak biasa bahkan mendekati keindahan ciptaan-Nya.

Di sejumlah sudut kota Barcelona lainnya, kita pun bisa dengan gampang menemukan bangunan Gaudi yang tidak biasa, seperti Parc Guell, Casa Vicens, La Pedrera, Palau Guell, Casa Batllo, Cascada Fountain di Park de la Ciutadella, dan lainnya. Turis bisa mengikuti tur gratis khusus mengunjungi sejumlah bangunan ciptaan Gaudi.

Orang-orang Barcelona tidak terlalu merasa terikat dengan Spanyol. Kota ini dulu disebut Katalonia dan penduduknya disebut dengan masyarakat Katalan. Sejak dulu mereka merasa berbeda dengan penduduk Spanyol lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan budaya yang berbeda. Bahasa asli daerah tersebut lebih dekat pada pengaruh bahasa Prancis ketimbang Spanyol. Sehingga sapaan seperti Bonjour tidak asing bagi mereka. Kedekatan dengan Prancis tak hanya tampak dari bahasa, sebuah monumen serupa Arc de Triomphe di Paris juga berdiri di Barcelona, bernama Arc de Triomf. Hal ini seakan menunjukkan adanya hubungan budaya dan sosial yang erat antara kedua kota tersebut.

Bahkan terbersit keinginan masyarakat Barcelona untuk memisahkan diri dari Spanyol dan membuat negara sendiri. Mereka memiliki bendera sendiri yang bangga digunakan di berbagai tempat umum, mengalahkan keberadaan bendera Spanyol. Untuk menghindari perpisahan, Spanyol terus berusaha memberikan “permen” untuk membujuk Barcelona agar tetap menjadi bagian negara tersebut. Bagaimanapun Barcelona memberikan keuntungan finansial yang cukup besar bagi Spanyol, selain Madrid.

Mereka pun diberikan hak sendiri untuk mengatur pemerintahannya. Model pemerintahan yang dipakai berbeda dengan cara pengaturan kota di daerah lain. Mungkin semacam Nanggroe Aceh Darussalam atau Daerah Istimewa Yogyakarta di Indonesia, di mana pemerintah daerah diberikan kebebasan oleh pemerintah pusat untuk memiki tata kelola pemerintahan yang berbeda.

Layaknya garuda di Indonesia, naga menjadi lambang kota Barcelona. Ketika menyusuri jalan-jalan sempit terapit bangunan-bangunan tua di Old City, cobalah selalu mendongak ke atas. Dengan begitu, turis bisa melihat bahwa hampir seluruh bangunan di kota itu dijaga oleh patung-patung naga yang biasanya dibuat dengan mulut terbuka ke atas untuk menampung hujan dan airnya dialirkan melalui pipa. Sehingga ornamen naga pada sebuah bangunan memiliki fungsi praktis sebagai penadah hujan dan fungsi mistis sebagai roh-roh penjaga kota. Jangan lupa pula memperhatikan dinding-dingin kota karena banyak terdapat mozaik marmer yang disusun membentuk lukisan yang bercerita soal sejarah kota.

Di old city juga terdapat temple d'august yang unik. Kuil ini berbentuk rumah biasa yang di dalamnya terdapat tiga pillar besar. Pillar tersebut diidentifikasi sebagai bagian dari sebuah kuil oleh sejumlah arkeolog setelah rumah tersebut dibangun berpuluh tahun dan pemiliknya tidak tahu kalau pillar yang ada di dalam rumahnya adalah sebuah peninggalan sejarah. Tempat di mana kuil itu berada dulunya adalah titik tertinggi di Barcelona, namun kini tidak lagi.

Soal makanan, kami tidak terlalu pusing di Barcelona. Mereka punya berbagai macam masakan laut dan vegetarian. Kami menghabiskan banyak waktu berburu makanan di sebuah pasar tradisional di jalan La Rambla, bernama Boqueria Market yang dibangun pada abad ke-18 . Pasar tersebut memang menjadi surganya pencinta kuliner. Ada banyak makanan jalanan dan buah segar yang dijajakan dengan sangat menarik sehingga bikin lapar mata dan perut. Buah strawberry yang ditusuk sate dan dilapisi coklat fondue menjadi sajian yang paling umum di pasar tersebut.

Satu tempat lagi yang paling saya suka adalah bukit Montjuic. Untuk mencapainya bisa menggunakan trem yang dibuat khusus atau kereta gantung untuk mendaki bukit tersebut . Namun saya memilih menggunakan jalur pendakian yang juga disediakan. Di atas bukit terdapat sebuah kastil, namun saya tidak masuk ke dalamnya dan hanya mengitari taman. Bukit tersebut adalah salah satu titik tertinggi di Barcelona sehingga dari sana saya bisa melihat laut dan keseluruhan kota. Bukit tersebut juga menjadi rumah bagi font magica yang megah dengan latar belakang collums dan museum kota yang tampak seperti istana. Selain itu, di sana juga terdapat stadium olimpiade Barcelona yang diadakan pada musim panas 1992 dan sebuah pemakaman umum unik yang berbentuk kotak-kotak dan disusun bertindihan membenuk dinding.

Tempat favorit saya adalah sebuah undakan yang terdapat di sisi kiri kastil. Saya menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk duduk, memandang laut, dan menikmati terpaan sinar matahari yang panas. Bila di Jakarta saya selalu berusaha untuk menghindari cahaya matahari dan berteduh di bawah bayangan bangunan, tinggal di Eropa terutama di kota berangin seperti Newcastle, bisa merasakan sinar matahari yang membakar kulit terasa sangat mahal dan langka. Saya baru paham mengapa bule-bule suka berjemur.

Pantai kota Barceloneta sangat ramai dikunjungi setelah musim dingin usai. Lagipula garis pantai yang lebar dan cukup panjang membuat pendatang bisa menikmati wilayah itu dengan bebas. Pantai tersebut gratis, berada di tengah kota, pasir yang bersih, dan punya fasilitas WiFi, sangat nyaman. Meskipun sebenarnya pantai itu kalah indah dengan pantai-pantai di Indonesia. Namun bagi saya setidaknya bisa mengobati kerinduan melihat pantai. Banyak yang menjajakan jasa pijat bila ingin bersantai di pantai sampai melemaskan otot.

Kami juga mengunjungi markas klub sepakbola besar, Barcelona FC, Camp Nouuntuk memuaskan obsesi teman seperjalanan saya yang begitu mengidolakan klub tersebut.

Barcelona adalah liburan terbaik yang saya rasakan selama perjalanan mengelilingi sebagian Eropa. Bila ada kesempatan untuk mengunjungi Eropa daratan lagi, saya pastikan untuk mampir di Barcelona dan tinggal lebih lama. Lalu mengunjungi kota lain di Spanyol. Saya jatuh cinta.

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page