PIZZA ITALIA ASLI YEYY!
- Fitria Andayani
- Jan 17, 2012
- 4 min read

Yang enak jadi wartawan itu ini nih. Icip-icip makanan mahal lezat haha… Waktu itu pernah diundang mampir ke Restoran Italia Scuza Hotel Intercontinental Jakarta. Waktu itu, si restoran sedang disambangi Chef Pasqualino. Dia itu juru masak asal Itali yang terkenal dengan pizza-pizza buatannya dan kemampuannya dalam berakrobat pizza.
Pasqualino menghadirkan pizza-pizza istimewa buatannya. Para pengunjung Scuza dijamu dengan 11 resep pizza andalannya dan 3 menu focaccia. Tak seperti pizza yang dibuat di restoran pizza siap saji asal Amerika, pizza yang dibuat Pasqualino sangat Italia. Roti pizza bikinannya tipis dan sangat garing. Berbeda dengan pizza kebanyakan yang tebal dan menggunakan terlalu banyak keju.
Satu resep pizza yang patut dicoba oleh penikmat pizza adalah Pizza Napoletana STG (Specialità Tradizionale Garantita) atau TSG (Traditional Speciality Guaranteed). Napoletana STG bukanlah resep orisinil dari Pasqualino. “Resep Napoletana STG sangat tradisional dan dilindungi di Italia, sehingga menu ini tidak boleh diubah atau dimodefikasi,” ujarnya. Pemerintah Eropa bahkan menyusun STG Disipline yang tercantum pada Official Journal of the European Union EN.
Napoletana STG harus mengandung tepung gandum yang memiliki sejumlah karakteristik. Antara lain indeks daya serap (absorpstion) 55 hingga 62, indeks stabilitas (stability) 4 – 12, value index E10 maksimal 60, falling number 300-400, dry gluten 9,5 hingga 11 gram persen, dan protein 11 – 12,5 gram persen.
Napoletana pizza juga harus terbuat dari ragi segar, air natural yang dapat diminum, garam laut atau garam dapur, extra virgin olive oil, buffalo mozzarela, dan tomat segar San Marzano yang dipotong tidak lebih tipis dari 8 milimeter atau 0,3 inci. Selain itu, bahan toping juga harus dipersiapkan dengan kualitas yang baik seperti bawang putih dan oregano, Mozzarella di Bufala Campana AOP, daun basil segar, dan Mozzarella STG.
Roti pizza tidak boleh lebih tebal dari 20 milimeters dan harus memiliki crust pada pinggirnya. Bahan roti pizza harus memiliki berat 180 hingga 250 gram yang dilebarkan dengan tangan, tidak dengan pin atau alat bantu lainnya. Bahan pizza yang telah pipih harus dibakar dalam oven api kayu khas Italia dengan temperatur 485 °C dalam waktu 60 hingga 90 detik saja.
Berdasarkan label STG, pizza Napoletana hanya terdiri dari tiga varian. Variasi pertama yaitu Pizza Marinara yang mengandung bawang putih, Pizza Margherita yang mengandung tomat, mozarella, dan basil, atau Pizza Margherita yang mengandung mozzarella dan daging.
Selain bahan dan cara memasak ditentukan, label STG juga menuntut agar Pizza Napoletana harus dikonsumsi langsung. Secepatnya, saat baru keluar dari oven dan dimakan pada lokasi yang sama dengan tempat proses pembuatannya. Pizza Napoletana tidak boleh dibekukan atau divakum agar bisa dinikmati setelah beberapa waktu.
Napoletana STG yang dihidangkan Pasqualino kepada saya saat itu adalah Pizza Margherita. Pizza yang sangat sederhana dengan toping tomat, buffalo mozzarella,dan basil. “Pizza ini melambangkan bendera Italia,” ujarnya. Tomat yang berwarna merah, warna putih dari mozzarella, dan hijaunya daun basil sama dengan warna-warna yang terdapat pada bendera Italia. Pizza ini pertama kali dibuat oleh pembuat pizza Itali terkenal Raffaele Esposito untuk Queen Margherita of Savoy pada 1899. “Pizza Napoletana ini adalah cara orang Itali untuk menjaga sekarang, budaya, dan tradisinya,” lanjutnya.
Selain Napoletana STG, Pasqualino juga menghadirkan pizza dengan resep orisinil miliknya yaitu Pizza Sapori di Basco. Pizza tipis dengan toping tomat, mozzarela, forest mushroom, pork sausage dan spicy salamino ini, merupakan signature dish Chef Pasqualino. “Sapori di bosco dibuat sangat sederhana, kelezatannya terdapat pada jamur hutan yang menjadi topingnya,” ujar Pasqualino. Jamur tersebut dipilih khusus dan tidak diolah dengan cara yang mampu menghilangkan rasa khas dari jamur tersebut.
Meskipun, Pizza ini diolesi oleh saus babi, namun bukan berarti para muslim yang berniat mencicipinya tidak bisa menyantapnya. Dengan permintaan, Chef Pasqualino akan dengan senang hati menggantinya dengan beef sausage. Lagipula selama ini Restoran Itali Scuza sangat memperhatikan kehalalan masakannya.
Chef utama penguasa dapur Scuza, Antonio Masaglini, tak hanya memandang konsep halal dari bahan masakan saja. “Saya juga memperhatikan kebersihan oven dan wajan,” katanya. Oven dan wajan yang digunakan untuk memasak masakan dengan bahan dasar babi berbeda dengan peralatan masak yang digunakan untuk masakan halal. “Saya juga orang muslim, sehingga saya sangat memperhatikannya,” ujar Antonio.
Pasqualino juga menampilkan pizza andalannya yang lain dan unik yaitu Tronchetta. Troncetta tidak ditampilkan seperti pizza kebanyakan. Pizza yang telah diberi toping, sebelum dimasukkan dalam panggangan di gulung terlebih dahulu. Tronchetta mengandung buffalo mozzarella, cherry tomatoes, keju gorgonzola, parma ham, dan parmesan. Ham dapat diganti dengan daging sapi di Scuza.
Selain itu, Pasqualino juga menghadirkan Pizza unik yang diberi nama Al Carpaccio. Pizza ini terbuat dari artichoke cream, mozzarella, beef tenderloin, dan rocket salad. Penampilannya juga berbeda dengan pizza kebanyakan. Pizza ini tidak dihidangkan dengan daging yang dipotong-potong dan ditabur di atas pizza. Melainkan daging tersebut di iris sangat tipis dan ditempatkan tepat di tengah roti.
Semua pizza buatan Pasqualino sangat enak. Pizzanya tipis, renyah, dan memiliki rasa asin yang pas. Roti pizza tersebut menjadi sangat enak karena tidak dipanggang dalam oven biasa seperti yang dilakukan sejumlah restoran pizza di Jakarta. Tapi oven api khusus untuk memanggang pizza. Pemanggang tersebut mampu mengeluarkan rasa dan aroma yang sangat lezat dari pizza yangn dibuat di Scuzo. Keistimewaan pizza Pasqualino juga terletak pada pasnya jumlah keju yang digunakan. Tidak menggunakan keju yang berlebihan.
Kenyanggg !!!
Comments