top of page

BUDAPEST: INVASI K-POP DI KOTA MIRIP JAKARTA

  • Writer: Fitria Andayani
    Fitria Andayani
  • May 4, 2015
  • 2 min read

Dari Prague kami kami selanjutnya bertolak ke Budapest, Hungaria. Ketika saya berkunjung ke sana, kota tersebut sedang menikmati ketenarannya akibat film The Grand Budapest Hotel yang mendapatkan banyak penghargaan di ajang prestisius, Golden Globe dan Academy Award. Namun hal pertama yang menarik perhatian kami di kota itu bukannya cita rasa Hollywood tapi justru invasi K-Pop.

Di stasiun Budapest kami menemukan sebuah restoran cepat saji yang menjual makanan khas Korea Selatan. Mereka menjual bibimbap hingga deokbokki dan memutar video musik artis-artis Korsel berulang-ulang. Sementara pelayannya adalah para perempuan dengan wajah yang sangat Eropa. Saya masih sering takjub mengetahui bahwa budaya Korsel tidak hanya mampu menginvasi wilayah Asia namun juga Eropa dan Amerika yang pada dasarnya tidak memiliki benang merah kebudayaan.

Ini mungkin berkat promosi kebudayaan yang hebat yang dilakukan pemerintah Korsel. Kemungkinan lainnya adalah karena pemerintah Korea dan Hungary memiliki perjanjian kerja sama promosi kebudayaan, akhirnya pertukaan budaya tidak bisa dihindari. Kami bertemu banyak turis asal Korsel di Budapest. Selain itu, banyak variety show dan drama Korea yang difilmkan di kota ini.

Salah satu jembatan paling terkenal di Budapest, Chain Bridge, juga pernah menjadi tempat syuting drama medis romantis yang sempat menikmati rating tertinggi di Korea. Cerita tentang dokter khusus presiden Korea Utara ganteng yang berhasil menemukan jalan keluar dari tekanan pemerintahnya dan menuntut ilmu medis di Budapest sambil mencari gadis paling dicintainya yang sengaja dihilangkan oleh pemerintah Korea Utara. Drama abis hahaha. Berhubung aktornya ganteng tanpa operasi plastik, saya sempat menonton drama ini sebelum akhirnya memutuskan berhenti pada episode kelima dari total 21 episode, karena kebanyakan adegan sedihnya.

Terlepas dari kekoreaan itu, Budapest cukup menarik bagi saya karena kota ini lumayan seru. Ada Buda Castle yang indah dan banyak sekali taman kota yang dibangun. Sehingga, penduduknya bisa menikmati ruang terbuka yang banyak hanya untuk sekedar duduk-duduk menikmati sore musim semi yang indah, setelah tiga bulan tidak bebas keluar rumah karena terlalu dingin saat musim dingin.

Di City Park, yang merupakan halaman depan Vajdahunyad Castle, terdapat patung seorang laki-laki anonim yang mukanya tidak dapat dilihat karena tertutup jubah, bernama Statue of Anonymus. Patung tersebut sukses membuat sejumlah pengunjung merinding karena sosoknya yang misterius. Selain itu, cerita di balik pembuatan patung itu pun tak banyak yang tahu.

Banyak yang bilang kalau laki-laki berkerudung tersebut adalah salah satu raja Hungaria, King Bela. Namun, mereka tidak benar-benar bisa menidentifikasi King Bela mana yang menjadi inspirasi pembuatan patung itu, mengingat King Bela bukan hanya nama satu raja di satu periode, namun juga empat raja lainnya yang hidup di beberapa abad selanjutnya. Bagi saya, patung itu mengingatkan saya pada Dementor, para penjaga penjara Azkaban di serial Harry Potter.

Salah satu tempat yang harus dikunjungi para turis di Budapest adalah gedung parlemennya yang berdiri gagah di pinggir sungai Danube.Gedung tersebut tampak begitu indah pada malam hari bila dilihat dari seberang sungai. Di sana juga terdapat Shoes Monumen yang dibuat untuk mengenang penganut Yahudi yang menjadi korban pembantaian komunis. Aksi pembersihan yahudi memang tidak hanya terjadi di Jerman namun juga merembet ke sejumlah negara di Eropa termasuk Budapest.

Monumen tersebut cukup unik karena hanya berupa sepatu-sepatu yang disusun berantakan tepat di tebing sungai. Konon, para Yahudi dipaksa berdiri di pinggiran tebing sungai sambil membuka sepatunya sebelum timah panas ditembakkan ke badan mereka hingga oleng dan jatuh ke sungai yang ganas. Banyak orang yang berkunjung ke tempat itu untuk memperingati kematian mereka dengan menyalakan lilin atau menebar bunga.

Stasiun kereta bawah tanah di Budapest adalah juga museum kereta api. Sejumlah stasiun dibiarkan tampak seperti ketika dia pertama kali dibangun. Sehingga para penumpang kereta dapat mengikuti jalannya sejarah industri kereta api di negara tersebut. Sejumlah papan-papan informasi ditempatkan di sejumlah stasiun untuk mencukupi rasa ingin tahu para pengunjung. Bahkan sebuah kereta api tua masih difungsikan untuk mengangkut penumpang. Meskipun hanya singgah di sedikit stasiun kereta bawah tanah.

Entah mengapa, Budapest mengingatkan saya pada Jakarta. Mungkin karena kotanya yang ramai. Transportasi masanya yang ramai, dan jalanannya yang macet. Selain itu, karena stasiun keretanya yang tampak tua dan terkesan berantakan. Dan suasanya yang terasa sedikit Asia.

Comments


Leave feedback
Recent Posts

© 2023 by DO IT YOURSELF. Proudly created with Wix.com

bottom of page