top of page

BEING LOST

Dulu, saya dan papa punya kebiasaan, yaitu menyesatkan diri.

Papa pernah menjadi camat di sejumlah daerah terpencil di sumatera barat. Kalau sedang tidak ada kerjaan, dia akan mengajak saya, kakak, dan adek untuk jalan-jalan dengan mobil dinas ‘kaleng’ miliknya. Mobil itu memang seperti kaleng. Seperti material yang digunakan untuk membuat metromini. Sudah syukur mobil itu bisa jalan. Biasanya kami menyusuri jalan yang belum pernah kami lalui sebelumnya. Jalan-jalan kecil yang lengang. Kadang tidak ada rumah, di sepanjang jalan hanya rumput liar atau sawah dengan latar belakang gunung.

Kami tidak takut tersasar. Kalau mentok kami bisa bereksperimen nyari jalan lain. Kami lebih takut kalau mobilnya mogok di tengah jalan. Pernah sekali mogok di jalan antah berantah dekat ngarai sianok. Akhirnya papa terpaksa berjalan kaki jauh untuk mencari bensin. Sedangkan saya dan kedua saudara lainnya menjaga mobil. Tidak sulit melakukannya. Tidak perlu takut mobil itu hilang. Mana ada yang mau mencurinya.

Kebiasaan itu masih ada sampai sekarang. Kami memang sudah tidak lagi melakukannya. Apalagi karena sekarang saya dan papa beda kota. Tapi saya masih suka membuat diri sendiri tersasar saat ini. Seru saja menyusuri jalan yang belum pernah saya lewati. Padahal saya tahu jalan yang pasti benar-benar bisa sampai ke satu tempat. Kalau mentok ya tinggal balik lagi saja. Atau bertanya ke orang-orang. Makanya saya suka sekali kalau disuruh liputan ke tempat yang tidak pernah saya kunjungi. Biasanya saat harus liputan ke luar kota, saya akan mencuri waktu untuk berjalan-jalan sekitar hotel. Kalau kesasar ya tinggal stop taksi. Hehehe

Di Thailand saya juga pernah kesasar. Seharusnya rombongan saya makan di sebuah restoran deket Grand Palace. Tapi karena saya sok tahu dan terlalu menikmati suasana kota, saya jadi salah berbelok. Saya terus berjalan, sampai saya sadar kalau saya tersesat. Akhirnya tinggal angkat telpon dan bertanya haha.

Menjadi tersesat sebenarnya disarankan bagi para pencari ide. Saya begitu terinspirasi dengan buku Jack Foster berjudul “How to get ideas”. Di salah satu bab, dia mengungkapkan. Hal terbaik untuk menemukan ide adalah berhentilah melakukan yang biasa dilakukan.

“Susurilah jalan-jalan yang belum pernah kamu lalui dan temukan sebuah ide,” katanya. Jack benar, saya sering mendapatkan ide-ide baru untuk menulis. Kalau tidak ya memiliki banyak waktu untuk berpikir. Atau sekedar membuat saya lupa akan masalah saya. Jadi cobalah sesekali. Buatlah dirimu tersesat. Lalu nikmatilah… :p

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page