top of page

KAMBOJA (2) : KUIL DAN HIBERNASI

  • Writer: Fitria Andayani
    Fitria Andayani
  • Apr 16, 2012
  • 3 min read

14 Maret 2012

05.00 AM

Mr Duan sudah bersiap dengan tuk tuk-nya subuh itu. Kami akan berkeliling Angkor Wat hari ini. Tidak berdua saja, seorang backpacker asal Belanda, Martin, ikut bersama kami. Dia berkenalan dengan Efi semalam, sementara saya sibuk tidur. Akhirnya dia memutuskan ikut bersama kami menyewa tuk tuk. Lumayan, kami bisa share ongkos tuk tuk yang mencapai 14 dolar AS. Lagipula Martin anaknya asyik juga. Kami hampir seumuran, jadi tidak canggung jalan bersamanya.

05.30 AM

Kami sampai di gerbang Angkor Wat. Sudah banyak turis di sana membeli tiket masuk. Terdapat tiga opsi kunjungan ke kawasan candi yang terkenal itu. Untuk tur satu hari harga tiket masuk 20 dolar AS. Tur tiga hari seharga 40 dolar AS. Sedangkan tur satu minggu hanya perlu membayar 60 dolar AS. Karena waktu kami sedikit, saya dan Efi memilih tiket satu hari. Sedangkan Martin yang punya liburan cukup panjang memilih tiket untuk tiga hari. Kawasan Angkor Wat sangat luas

dan memiliki puluhan kuil. Angkor Wat sebenarnya nama candi utama. Sementara banyak kuil menarik lainnya yang berada di sekitarnya. Makanya kunjungan satu hari ke kawasan itu sebenarnya tidak akan cukup. Paling ideal memang tiga hari. Sementara tur selama seminggu biasanya dilakukan oleh mereka memiliki tujuan berwisata religi.

Duan memacu tuk tuk-nya kemudian, dia tidak mau kami ketinggalan parade sun rise di kuil yang pernah digunakan sebagai lokasi pembuatan film Tomb Rider. Turis lainnya juga bergegas, tidak mau ketinggalan memandangi matahari yang terbit di balik kemegahan candi itu. Kami bertemu dengan banyak turis asal Jepang di sana. Umumnya sudah berusia lanjut. Jadi ingat kata seorang teman. “Saat

muda kamu tidak punya waktu dan energi, tapi tidak punya uang. Saat tua kamu punya uang dan waktu, tapi tidak punya energi,” katanya.

Di Angkor Wat, kami ditawari untuk makan pagi di warung-warung makan di pinggiran lokasi Angkor Wat. Pemilik warung biasanya berkeliling di kawasan Angkor Wat, merayu turis agar makan di warungnya. Mereka memperkenalkan diri dan nama warung mereka yang lucu, seperti Rambo atau Angelina Jolie. Lalu mengingatkan kami untuk datang ke warung mereka usai berkeliling Angkor Wat. Harga makanan di sana lumayan mahal untuk kondisi warung seperti itu. Tapi berhubung lapar dan perjalanan kami cukup panjang, mau apa lagi.

Saya juga membeli satu t-shirt lagi untuk papa di sini. Sementara Martin dan Efi kesal karena terpaksa membeli buku Angkor Wat dari seorang pedagang dengan harga mahal. Padahal di tempat lain, harganya dua kali lebih murah. “Yah anggap saja sebagai sedekah, ini kan negara miskin,” kata saya, tidak membantu hahaha. Karena miskin pulalah, umumnya kuil yang ada di Angkor Wat dipreservasi atas bantuan sejumlah negara di dunia, seperti India, Jepang, dan sejumlah negara Eropa.

08.00 AM

Usai dari Angkor Wat, kami ke kuil Bayon. Kuil ini sangat unik. Batu-batu disusun hingga menyerupai wajah budha. Oh ya, ada sebuah kuil di kawasan Bayon yang tidak memperbolehkan seseorang masuk ke dalamnya dengan bercelana mini dan tank top. Jadi sebaiknya bila akan berkunjung ke Angkor Wat, gunakan pakaian yang tertutup. Umumnya di kuil-kuil itu juga banyak tempat pemujaan, lengkap dengan sebuah tempat uang. Jadi silahkan menyumbang.

01.00 PM

Selain Bayon, kami sebenarnya juga mengunjungi beberapa kuil kecil. Tapi tidak begitu menarik, biasa saja. Kuil Ta Phrom yang membuat mata saya terbelalak kemudian. Kuil yang sebenarnya mulai runtuh akibat akar pohon-pohon besar yang melilitnya. Namun justru karena hampir runtuh dan akar pohon yang tidak sengaja tumbuh di bawah kuil itulah yang membuat kuil ini sangat menarik. Di kuil ini juga saya sempat kesasar. Saya tidak mendengarkan instruksi Mr Duan yang b

ilang kalau dia akan menunggu di pintu masuk kuil yang berbeda dengan pintu saat kami masuk pertama kali.

Sementara di dalam saya dengan sombong memisahkan diri dari Efi dan Martin. Akibatnya saya tidak bisa menemukan mereka dan memutuskan untuk kembali ke pintu masuk sebelumnya. Tapi mereka tidak kunjung datang. Sampai kemudian, Martin dan Efi menemukan saya sedang ngaso di pintu masuk pertama. Saya jadi merasa bersalah karena mereka harus kembali menjemput saya. Pasti capek sekali. Di sisa perjalanan saya hanya diam dan berkali-kali minta maaf. “Sudah santai saja, tadi kami juga sempat bingung mencari jalan keluar,” kata Martin, tapi tetap saja tidak enak heuuu.

03.00 PM

Puas berkeliling Angkor Wat, kami kembali ke hotel. Karena terlalu capek dan kepanasan, kami membatalkan niat untuk menyebrang ke Thailand sore itu. Kami akhirnya memesan kamar untuk satu malam lagi dan meminta penjaga hotel untuk memesankan bus ke Thailand pada pukul 01.00 pagi esok. Setelah itu, saya memulai hibernasi saya. Tidur sepanjang sore hingga malam lalu dini hari sampai jemputan kami datang. Saya hanya terbangun pada pukul 06.00 sore karena terserang lapar dan turun ke cafe hostel untuk makan nasi goreng, lalu kembali tidur.

Jadi sekali lagi, sementara Efi sibuk dengan kisah asmaranya dengan seorang PNS Inggris di restoran Happy Guesthouse. Saya sudah jauh terlelap di kamar 403. Hehehehe….

Comments


Leave feedback
Recent Posts

© 2023 by DO IT YOURSELF. Proudly created with Wix.com

bottom of page