top of page

MENGUTUK HUJAN

Hujan bukan kabar baik bagi pengelola pasar malam. “Hujan sama dengan kerugian,” kata Jack. Tanpa harus ada hujan pun, sulit untuk mendapatkan keuntungan yang lumayan dari bisnis ini. Bila hujan datang, wahana tidak bisa dioperasikan dan tidak ada masyarakat yang datang. “Saya pernah sampai rugi hingga Rp 80 juta. Saat itu hujan turun tanpa henti selama satu minggu. Saya terpaksa nombok biar bisa bayar itu upah pekerja,” katanya.

Hujan plus angin kencang tidak jarang pula merusak tenda-tenda pedagang. “Saya bahkan pernah harus berhenti berdagang karena pasar malam kami terendam air hingga lutut berhari-hari,” ujar Boy, pedagang tas di pasar malam Putra Mandiri. “Akhirnya selama pasar malam didirikan kami tidak dapat penghasilan apapun hingga masa gelar pasar malam habis,” katanya. Makanya, lanjut Boy, kebanyakan pengelola pasar malam lebih senang menyelanggaran pasar malam pada musim kemarau Juni hingga Agustus. “Namun sekarang musim sulit diprediksi. Kami cuma bisa angkat tangan. Tak ada yang bisa halangi hujan untuk tidak turun,” katanya.

Meskipun demikian, bukan berarti pasar malam tidak memberikan keuntungan bagi para pedagang di pasar malam. “Penghasilan di pasar malam memang tidak tentu, Rezeki harimau. Namun ada saat-saat di mana penghasilan kami cukup baik,” katanya. Misalnya saat liburan sekolah dan ramadhan. “Itu puncaknya. Terutama bagi pedagang pakaian,” katanya. Banyak juga pedagang yang sebenarnya cukup berhasil berdagang di pasar malam. Apalagi mereka hanya butuh mengeluarkan sedikit uang untuk menyewa tenda. “Lebih murah dari pada harus menyewa toko di mall,” katanya.

Sementara operator komedi putar kadang harus benar-benar awas dengan pendapatannya. Operator dan pemilik komedi putar biasanya dua pihak yang berbeda. “Pemilik komedi putar kebanyakan penduduk di luar daeerah. Biasanya dari Jawa Timur,” kata Anas. Makanya, mereka mengamanahkan wahana yang dimilikinya untuk digunakan di pasar malam. Mereka akan meminta pengelola pasar malam untuk mengirimkan keuntungan dari pengoperasian wahana dalam jumlah tertentu setiap bulannya.

Sisanya bisa diambil oleh pengelola. “Sedangkan sekitar 25 persen lainnya diberikan untuk pekerja komedi putar,” katanya. Namun tak jarang ada pula pemilik wahana yang senang mengingkari perjanjian. Mereka kadang bekerja sama dengan penjaga tiket untuk berbohong tentang jumlah tiket yang terjual. “Makanya harus pandai pilih rekan kerja sama yang tepat,” katanya.

Bersambung …..

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page