top of page

MELAWAT MEMORI CINTA

Kakak saya baru-baru ini sibuk menyombongkan diri bahwa dia menonton penampilan Kahitna di acara pembukaan salah satu mall di Jakarta. Menyebalkan juga. Meskipun saya sebelumnya sudah menonton konser mereka, ketika grup band ini merayakan usianya yang ke-25 tahun lalu. Saya memang suka sekali mereka. Lagu-lagu mereka membuat damai. Rasa itu tidak pernah berbeda sejak saya pertama kali mendengar Kahitna ketika SD dulu hingga saya dewasa.

Kami punya kedekatan sejarah hahaha. Kahitna terbentuk 13 hari setelah saya lahir di bulan Juni 1986. Jadi sekarang umur kami sama. Dan seumur hidup saya, saya hanya ingin menonton penampilan mereka secara langsung. Hal itu tidak pernah bisa saya wujudkan hingga konser ulang tahun yang kemarin itu. Sebenarnya Kahitna bukannya tidak pernah memberi saya kesempatan untuk menonton mereka. Saya tumbuh besar di kota kecil di Sumatera Barat, Bukittinggi. Kota yang jarang sekali dijadikan tujuan manggung bagi band-band lokal, apalagi luar negeri ya haha.

Tapi suatu kali, Kahitna manggung di Bukittinggi. Saya sangat senang ketika kabar itu menyebar di kota. Ketika itu kalau tidak salah saya sudah SMP. Demi menontonnya saya bersedia menahan lapar biar uang jajan yang tidak seberapa bisa ditabung. Saya butuh 20 ribu biar bisa nonton itu konser. Sayangnya beberapa hari sebelum konser tersebut berlangsung. Kakak saya datang ke saya dengan muka lusuh. Dia bilang dia ingin mengajak cowok yang dikecenginya saat itu untuk nonton konser Kahitna. Dia bilang dia ingin menraktir cowok itu tapi dia tidak punya uang. Dia bilang, kalau dia tidak bisa datang ke konser itu bersama cowok itu, dia akan sangat sedih.

Dia menangis. Heuu saya tidak bisa melihat orang menangis. Kakak saya tahu betul kelemahan saya. Akhirnya dengan bodoh saya, membongkar celengan saya dan memberikan uang 20 ribu yang sudah susah payah saya kumpulkan. Saya batal pergi. Kakak saya bersenang-senang di konser itu. Sedih. Tapi tidak apa-apa, Tuhan akhirnya menjawab doa saya juga. Pada 10 September 2011, akhirnya saya bisa datang ke konser mereka juga.

Senang!!! Saya masih ingat, hari itu hujan mengguyur deras sejak pagi. Saya ketakutan bakal tidak bisa menonton mereka dengan cuaca seperti itu. Untungnya hujan berhenti saat malam tiba. Meskipun dinginnya masih rintik dan dinginnya agak menusuk. Secara dramatis akhirnya saya sampai ke JCC. Saya sudah bertekad akan menerjang apapun agar bisa menonton konser tersebut hahaha. Malam itu nostalgia akan bau tanah yang ditingkahi hujan menyeruak. Nyanyian sendu alam mengisi udara. Membuat nuansa romantis lahir sesudahnya. Jiahhh…

Melangkah ke dalam gedung JCC, rasa itu semakin membuncah dan bersemangat. Sekitar 3.500 orang berjejalan di dalamnya dan tampak tidak sabar. Menanti sang idola keluar dari balik layar dan mendendangkan kidungnya. Lantas sahutan yang khas menggema dari atas panggung. “ E ya o ya e e e e ya o ya ee…. “.

Tiga vokalis Kahitna, Hedi Yunus, Mario Ginanjar, dan Carlo Saba dan formasi lengkap band yang diawaki Yovie Widianto, muncul dengan membawakan lagu Lajeungan. Lagu yang sempat membawa mereka menjadi juara dua dalam ajang Yamaha Band Explosion di Budokan Hall, Jepang pada 1991. Peristiwa yang sekaligus ditasbihkan menjadi hari lahir Kahitna pada 24 Juni 1986.

Sebenarnya, Kahitna dibentuk oleh Yovie Widianto jauh sebelumnya, pada 1983 di Bandung dengan menggandeng Trie Utami sebagai vokalis. Yovie juga mengajak serta beberapa rekannya seperti Budiana Nugraha dan Bambang Purwono. Pada 1987 Yovie juga menarik Hedi Yunus untuk bergabung.bersama Kahitna.

Tak pelak riuh teriakan dan tepuk tangan membahana. Rindu. Hanya kata itu yang bisa mendefinisikan rasa yang ditunjukkan ribuan pengunjung malam itu. 25 tahun Kahitna berkarir di industri musik Indonesia dan inilah perseabahan yang bisa diberikan setelah sekian lama. “Biarpun hujan badai, terima kasih sudah datang ke sini,” ujar Mario.

Saya dan pengunjung terus terhanyut akan lagu-lagu yang ditampilkan Kahitna sesudahnya. Dirantau lagu yang dikawinkan dengan musik khas minang, Saluang, menjadi jembatan menuju lagu bertempo lambat, Aku Bisa Terbang, Merenda Kasih, dan Aku, Dirimu, Dirinya. Koor tak henti terdengar dari ribuan orang di ruangan tersebut. Dan para vokalis Kahitna dengan senang hati menyodorkan mic mereka ke arah penonton. “Kami jadi tidak capek bernyanyi. Kalian hafal lagu-lagu kami,” katanya.

Lantas lagu Andai Dia Tahu, kembali membawa saya ke masa lalu. Saat-saat masih menggunakan seragam putih abu-abu dan malu-malu karena mendapati diri didera cinta monyet. “Lagu itu dibuat saat kami masih masih muda. Kami juga pernah SMA loh,” ujar Hedi sambil tertawa. Dilanjutkan dengan lagu Semalam Aku Bermimpi yang mengangkat mood. Namun bertema sama. Sama-sama menceritakan rasa cinta yang tak tersampaikan. Lagu-lagu yang juga kerap menjadi soundtrack cinta saya hahaha.

Menyusul tiga lagu berikutnya, Eya Ayo, Oo Ae, dan Katakan Saja yang punya satu benang merah, yaitu sahutan bervokal e, o, dan ya. Khas Kahitna. Lalu Bintang yang menambah sakral momen cinta malam itu. Dalam konser itu, Kahitna pun memperkenalkan lagu baru mereka yang berjudul Suami Terbaik. “Dengarkan liriknya, ini pasti idaman setiap perempuan dan keinginan setiap laki-laki,” kata Yovie. Lagu tersebut seakan mensahkan umur Kahitna malam itu. Semakin tua semakin matang.

Malam itu, konser Kahitna bertabur bintang. Grup band muda RAN turut tampil dipanggung dan menampilkan lagu Jangan Pergi dan Setahun Kemarin. RAN pun berkolaborasi dengan idola mereka pada lagu Cinta Sudah Lewat dan Untukku. The Groovedan Maliq and D’Essentials turut andil dalam konser itu.

The Groove memberikan sentuhan menawan di atas panggung lewat lagu Selamat Ulang Tahun Cinta dan Bagaimana. Sedangkan Maliq melantunkan lagu Everybody Need Somebody dan Permaisuriku yang diaransemen ulang. “Kahitna adalah inspirasi kami,” ujar vokalis Maliq, Angga.

Hanya selingan penampilan Dian Nitami dan Anjasmara yang membuat konser tersebut kurang kesakralannya. Kedua pasangan tersebut hadir di panggung dan berakting sebagai pasangan muda zaman dulu yang saling jatuh cinta. Mengungkapkan perasaannya dari kata-kata yang dirajut dari judul-judul lagu Kahitna. Hanya penonton tak sabar dengan penampilan 2 menit itu. Penonton seakan tak rela. Mereka hanya ingin mendengar Kahitna bernyanyi. Tak ayal saat itu lenguhan dan tanggapan tak tertarik terdengar di udara.

Selanjutnya, lagu Tak Sebebas Merpati, medley Menikahimu – Menanti, Takkan Terganti, Enggak Ngerti,Soulmate, Mantan Terindah, menaburkan syair cinta dan semakin membuat penonton terhanyut. Akhirnya lagu yang paling ditunggu-tunggu Cantik. Membuat penonton mengangkat pantat dari duduknya dan mengayunkan tangannya ke udara. Termasuk saya. Padahal sebelumnya ada saat-saat di mana saya tidak menyukai lagu ini.

Tepatnya ketika SMP. Ketika saya tidak merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuh saya yang gemuk, rambut saya yang ikal berantakan, dan hidup saya yang tidak mancung hahaha. Ketika itu saya merasa sangat tidak cantik. Dan lagu itu hanya membuat hidup saya semakin merana karena hanya ditujukan kepada orang-orang yang cantik hahaha. Kini ketika mereka menyanyikan lagu itu lagi ketika saya sudah berumur seperambat abad, saya tidak merasa terganggu. Saya memang masih gemuk, rambut saya masih ikal berantakan, dan hidung saya masih tidak mancung, tapi saya merasa cantik. Setidaknya saya mencintai diri saya dan itu membuat saya merasa sangat cantik.

Selanjutnya Cerita Cinta, dan Sampai Nanti menyambung lagu itu. Hingga malam itu ditutup dengan senyuman puas dari ribuan penonton yang datang. Nostalgia masa lalu terpuaskan. Selanjutnya doa untuk Kahitna terus mengalir. Semoga akan terus ada Kahitna dengan syair cintanya yang ringan tapi indah. Berbunga tapi tidak ‘lebay jijay’ hahaha.

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page