top of page

HUJAN DAN FAJAR


Minggu lalu untuk ketiga kalinya saya mengunjungi Lombok. Sayangnya kali ini pun bukan untuk liburan tapi pekerjaan. Tapi biar begitu saya selalu suka Lombok. Saya menikmati bandara berukuran kecil, jalanan yang sepi, bangunan-bangunan berukuran sedang, sawah, dan orang-orang yang hidup sederhana. Mengingatkan saya dengan kampung halaman saya.

Namun perjalanan kali ini sedikit berbeda. Biasanya saya hanya menghabiskan waktu di Mataram. Tapi kali ini, saya justru menginap di sebuah hotel di daerah Kuta. Dan di luar ekspektasi saya, hotel itu berada hanya beberapa langkah dari pantai. Pantai yang sangat indah.

Terus terang saya tidak terlalu suka pantai. Hanya karena membosankan. Pasir, air, dan matahari. Saya tidak akan ke sana kalau saya tidak sedang banyak pikiran dan berniat melamun memandangi laut. Ketika mengunjungi kota yang tidak pernah saya datangi sebelumnya, saya lebih memilih untuk menghabiskan waktu berkeliling kota, mengunjungi pasar, dan berburu makan.

Tapi anehnya saya suka sekali pantai ini karena tampak misterius. Di kedua sisinya terdapat bukit yang sangat menggoda untuk didaki. Terdapat sebuah sungai sangat jernih yang mengalir sebelum bertemu dengan laut. Memiliki pasir kasar seperti merica dan sebuah pohon pendek yang di bawahnya terhampar batang-batang yang tumbuh membentuk duri.

Saya sebenarnya juga bukan penggemar adegan matahari terbenam atau matahari terbit. Tapi kali itu, saya bertahan hingga matahari terbenam. Dan saya bangun pagi sekali demi melihat matahari terbit. Sayangnya secara dramatis saya tidak berhasil melihat fenomena alam yang kedua.

Sehabis Subuh saya langsung berjalan ke pantai yang masih gelap. Bulan masih bersinar sangat terang seakan tidak mau pulang. Saya masih terkantuk, hingga seorang teman datang mengejutkan saya. Kami memang berjanji untuk bertemu pagi itu dan mendaki bukit di sisi kiri pantai untuk menunggu matahari terbit.

Bukit itu bernama Mandalika. Nama tersebut berasal dari sebuah dongeng yang turun temurun diwariskan di masyarakat Lombok. Mandalika adalah seorang putri yang sangat cantik. Banyak pria yang ingin meminangnya. Bahkan demi merebut hatinya, para laki-laki itu rela saling bunuh.

Keadaan semakin buruk, ketika semakin banyak pertumpahan darah yang terjadi akibat keberadaannya. Dia pun memutuskan untuk menghabisi dirinya sendiri agar pertikaian mereda. Dia meloncat dari sebuah bukit yang kini dinamai sama dengan namanya.

Sejak kejadian itu, pantai di bawahnya disinggahi banyak cacing warna-warni. Cacing-cacing itu akan muncul setiap tanggal 22 Rabbiul Awal atau Rabbiul Akhir dari jam tiga pagi hingga selesai Subuh. Biasanya sebelum mereka menampakkan diri, hujan lebih dulu turun. Mereka akan bergerombol berbentuk bola. Ketika ombak datang, mereka akan berurai seperti jerami.

Masyarakat Lombok sudah menjadikan kegiatan mencari cacing sebagai acara tahunan. Katanya si cacing enak dimakan dan punya banyak protein. Katanya bisa jadi obat ‘kuat’ bagi laki-laki. Tapi saat itu kami tidak datang saat Rabbiul Awal atau Akhir jadi tidak ada cacing sama sekali.

Untuk sampai di bukit kami harus melewati jembatan kayu rusak. Harus sangat hati-hati melangkah bila tidak ingin terperosok ke lubang dan jatuh ke sungai yang arusnya lumayan deras pagi itu. Ada dua anjing berjaga di sana. Untung mereka tidak mengejar kami. Saya punya banyak pengalaman buruk dengan anjing.

Kami sampai di atas bukit ketika langit sudah mulai terang. Tapi sayangnya kami tidak bisa melihat bola kuning besar merangkak naik dari ujung timur. Kami malah melihat serombongan awan hitam bergerak memburu dari arah selatan. Saat kami memutuskan untuk turun, hujan turun deras. Saya harus hati-hati melangkah agar tidak terpeleset di tanah yang basah sambil mengontrol kaki saya yang susah sekali direm.

Terus terang saya menikmati momen hujan-hujanan ini. Meskipun efek sampingnya, celana satu-satunya yang saya bawa basah dan sesaat saya tidak punya ide bagaimana saya harus menghadiri acara yang akan dimulai dua jam lagi tanpa punya celana pengganti.

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page