top of page

PAK MAGORIUM

Saya terlalu malas untuk keluar rumah akhir minggu ini. Saya berencara untuk tidur seharian tapi malah berakhir bosan. Lalu saya membuka netbook. Saya berencana menulis sesuatu tapi malah berakhir dengan meninggalkan sebuah kertas kosong di layar. Jadi saya membuka file film dan menemukan film ini, Mr Magorium’s Wonder Emporium.

Baiklah, sebenarnya saya tidak menemukannya. Saya selalu tahu film itu ada di sana karena saya sudah menontonnya berkali-kali. Saya tidak pernah bosan dan selalu terharu. Adik saya penasaran dan mencoba menonton film ini juga, tapi dia tidak sampai menangis. Dia bilang saya hanya terlalu murahan. Gampang tersentuh dengan adegan sedih walaupun itu dibuat setengah hati. Tapi menurut saya, dia hanya tidak bisa melihat bahwa film ini istimewa.

Film ini mungkin tidak dapat Oscar, bahkan menjaring respons negatif dari para kritikus film. Mereka bilang, meskipun film ini menghadirkan visual yang berwarna-warni dan dibintangi aktor terkenal semacam Nathalie Portman, Dustin Hoffman, Jason Bateman, ataupun si manis Zach Mills, ceritanya tetap hambar. Bahkan Rolling Stone menasbihkan film ini sebagai film keluarga terburuk sepanjang 2007. Film ini pun cuma dapat tiga bintang dari IMDB dan hanya dua di Rotten Tomatoes.

Tapi terserahlah ya. Toh film ini bisa membuat saya puas. Saya memang bukan penikmat film yang wah. Saya tidak peduli sebuah film dibintangi oleh bintang film bagus atau punya visual effect mencengangkan. Bagi saya asalkan film itu bisa membuat saya tidak mengalihkan perhatian hingga akhir, dan bisa memberi saya semangat setelah menontonnya, artinya film itu bagus. Awam. Hahaha.

Film ini bercerita tentang beberapa orang yang berusaha mengingkari dirinya dan beberapa orang yang percaya bahwa mereka bisa melakukan apapun dalam hidupnya. Tentang sejumlah orang yang hanya melihat dunia atas dua warna, hitam dan putih. Namun juga soal sejumlah orang yang mampu melihat banyak warna.

Ini tentang Molly Mahoney yang percaya bahwa dirinya sangat pintar bermain piano karena sejak kecil setiap orang berpikir bahwa dia punya potensi. Molly bekerja di sebuah toko mainan yang dimiliki seorang lelaki eksentrik bernama Mr Magorium. Dia mengaku berumur 243 tahun, tinggal bersama seekor zebra di dalam kamarnya, dan menjalankan toko mainannya dengan sihir. Orang-orang bilang, kalau dia delusional tapi sebenarnya dia benar-benar punya sihir.

Molly mengenal seorang anak kecil pintar yang tidak punya teman, namanya Eric. Eric adalah pengoleksi topi. Dia akan menggunakan topi yang berbeda setiap hari dan bekerja di toko mainan tanpa dibayar. Anak-anak kecil lainnya menjauhinya karena mereka pikir dia tidak menarik hanya karena bisa membuat sebuah patung dengan ribuan balok kayu seorang diri. Sang ibu selalu menyuruhnya mencari seorang teman, tapi dia hanya tidak tahu cara memulainya.

Eric akhirnya menjalankan saran sang ibu dan mencoba berteman dengan seorang akuntan yang juga bekerja dengan Mr Magorium, Henry. Dia tidak percaya sihir atau segala hal yang tidak nyata. Mr Magorium memintanya datang ke toko itu untuk mengurus warisannya karena dia tahu bahwa waktunya di dunia hanya tinggal beberapa hari. Dia ingin memberikan tokonya pada Molly meskipun Molly tak menginginkannya.

Oh ya, Mr Magorium juga mempekerjakan seorang pegawai lain bernama Bellini yang bertubuh sangat besar, berkumis sangat tebal, dan tidak pernah bicara. Dia tinggal di basement dan tugas utamanya adalah menulis biografi Mr Magorium. Setiap hari dia akan menulis semua hal yang dialami majikannya dalam sebuah buku tebal. Berhubung Mr Magorium sudah hidup lebih dari 200 tahun jadi buku biografi yang sudah ditulis pun ratusan.

Mainan-mainan di dalam toko tersebut protes mendengar kabar kalau Mr Magorium akan meninggal dan lebih kesal lagi ketika tahu bahwa Molly tak menginginkan mereka. Semua mainan kemudian kehilangan warna setelah Mr Magorium akhirnya benar-benar meninggal. Molly berusaha menjual toko mainan tersebut dan mengejar mimpinya menjadi pianis.

Hingga Eric dan Henry berusaha meyakinkannya bahwa toko itu memang ada untuknya. Saat Molly mulai percaya, sihir Mr Margorium berpindah padanya dan toko mainan tersebut kembali ceria seperti biasanya. Dan, Bellini punya kisah baru yang harus diabadikannya. Selesai.

Mr Margorium membuat kata ‘hidup’ dan ‘kematian’ terasa indah. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia dan bahwa kematian hanya sebuah situasi sederhana yang tak perlu dijelaskan dengan beragam metafora sulit. Bahwa mati sama dengan hidup itu sendiri. Hal lain yang saya suka dari film ini adalah soundtracknya yang enak didengar dari The Flaming Lips – Love The World You Find dan Cat Steven – Don’t Be Shy.

Meskipun saya sangat menyukai film ini, saya tidak akan merekomendasikannya kepada siapapun. Sedih kalau film ini harus dihina lagi. Tapi kalau ada yang mau membuka hatinya untuk menonton si film, silahkan saja. Tidak ada salahnya bila bosan dengan film serius.

“Your life is an occasion, rise to it” – Mr Magorium

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page