top of page

KIDUNG MESRA


Meskipun langit di luar gedung Jakarta Convention Centre (JCC) cerah, Kla membuka konsernya malam itu, Selasa (26/11), dengan lagu hits mereka, Gerimis. Setelah 17 tahun, Kla menggelar kembali konser Klakustik. Tak ayal konser mereka dibanjiri oleh para Klanese, sebutan akrab bagi para pecinta Kla, yang sudah tak sabar melihat aksi panggung, Katon Bagaskara, Adi Adrian, dan Romulo Radjadin (Lilo).

Sebanyak 80 persen tiket konser tersebut habis hanya dalam waktu dua minggu. “Kami sangat senang tahu bahwa masih banyak masyarakat yang menyukai karya kami dan datang ke konser ini,” ujar vokalis Kla, Katon Bagaskara. Dia mengaku sempat khawatir tiket tersebut tidak akan laku terjual dan meminta tolong pada sejumlah rekan artis seperti Sherina, Agnes Monica, bahkan Farhat Abbas untuk mempromosikan Klakustik lewat akun twitter mereka.

Namun kekhawatiran tersebut serta merta hilang setelah melihat hampir tak ada kursi yang kosong di dalam gedung pertunjukan tersebut. Hal ini memberikan semangat tersendiri kepada kelompok musik yang sudah berkelana di industri musik Indonesia itu selama 25 tahun. Meskipun tak lagi muda, Katon, Adi, dan Lilo tampak bersemangat menghibur para penggemarnya.

Lilo tak segan mengeluarkan nada tinggi jernih dari tenggorakanya atau melontarkan banyak lelucon yang membuat penonton malam itu terhibur. Bahkan menari mengikuti nada yang cepat dari lagu Kla berjudul “Laguku” yang muncul pada album pertama Kla.

Dalam konser tersebut Kla membawakan sekitar 25 lagu hits mereka, seperti “Terpuruk Ku di Sini”, “Hey”, “Semoga”, “Tak Bisa ke Lain hati”, “Anak Dara”, “Mana Ku Tahu”, “Menjemput Impian”, “Saujana”, dan “Kidung Mesra”. Selain itu, ada pula lagu “Kau Pulihkan Luka” yang sebelumnya dinyanyikan Katon bersama Sierra Sutedjo dalam album Exelentia yang dirilis 26 November 2010. Namun malam itu dinyanyikannya dengan penyanyi muda berbakat Angel Pieters.

Lagu-lagu tersebut mampu membuat para klanese terbius. Berlayar kembali ke masa lalu. Saat mereka mungkin untuk pertama kali merasakan cinta, pertama kalinya patah hati, pertama kalinya menemui kegagalan, atau pertama kalinya bangkit.

Malam itu terasa semakin sakral dan mewah karena lagu-lagu Kla diaransemen dengan manis. Dengan sentuhan orkestra dipadu penampilan solo sejumlah musisi yang piawai meniup saxophone atau memetik harpa. Sejumlah musisi papan atas di Indonesia pun turut memeriahkan panggung Kla.

Mereka adalah Glenn Fredly, Tohpati, dan Badai Krispatih. Tohpati secara khusus membuat aransemen untuk lagu Tentang Kita. “Mereka selalu datang mendukung konser Kla. Mereka bahkan tidak mau diberi kursi khusus. Hingga malam ini mereka bersedia turut tampil di konser ini. Ini adalah kebanggaan tersendiri. Apalagi mereka tidak dibayar,” ujar Lilo sambil tertawa.

Pentolan Kla yang paling pendiam, Adi pun ikut mengungkapkan perasaannya yang begitu luar biasa malam itu. Adi sangat antusias dengan konser ini karena mereka berhasil mengadakan konser Klakustik kembali setelah belasan tahun, pada 1996.

Saat itu Kla ingin membuktikan bahwa mereka bukan grup musik elektronik sebagaimana dianggap banyak orang. “Kami kemudian membuat rekaman live akustikan. Menggunakan grand piano asli bukan piano elektrik. Saya senang bisa melakukannya lagi malam ini,” ujarnya. Dan malam itu semakin berkesan ketika lagu “Yogyakarta” didendangkan di pengujung konser. “Ijinkanlah aku untuk selalu pulang lagi. Bila hati mulai sepi tanpa terobati”. Terus berkarya Kla.

Leave feedback
Recent Posts
bottom of page