NOTTINGHAM: ANAK CUCU ROBIN HOOD
- Fitria Andayani
- Dec 21, 2014
- 1 min read
Saya sampai di Nottingham pukul 9 malam.Setelah seharian menyusuri Liverpool saya tidak punya tenaga lagi untuk menikmati kota. Jadi saya bergegas menaiki bus ke rumah teman saya yang lumayan jauh dari City Centre Nottingham, segera setelah kereta saya berhenti. Saya ingin tidur.
Pagi yang cerah di Nottingham setelah hari-hari yang mendung dan hujan di Manchester dan Liverpool.Matahari membuat saya bersemangat.Kisah pertama yang saya dengar dari Bang Ezra dan istrinya, Tika, di meja makan pagi itu adalah bahwa rumah mereka hampir kemalingan beberapa hari sebelumnya. Dengan
santai Bang Ezra bilang, “biasa pit cucunya Robin Hood”.
Kisah seorang pria yang yang suka mencuri dari orang kaya untuk diberikan pada penduduk miskin itu, memang bikin kota ini terkenal. Di tengah kota Nottingham ada kastil yang dulu kabarnya dimiliki oleh tuan tanah kaya di kota itu yang menjadi musuh Robin Hood. Itu sebenarnya bukan kastil sesungguhnya. Kastil yang asli sudah lama hancur, tapi kemudian Kerajaan Inggris di tahun 1300-an membangun kembali kastil itu dengan arsitektur dan lokasi yang sama. Di depan kastil tersebut terdapat patung Robin Hood yang sedang memanah.

Entah ada hubungannya dengan kisah Robin Hood atau tidak, Nottingham juga dikenal sebagai kota hukum. University of Nottingham punya fakultas hukum terbaik di UK dan sebuah museum of law berdiri di kota. Di sepanjang jalan gampang dijumpai firma hukum.Dilema penegakan hukum yang ada di cerita Robin Hood mungkin membuat kota ini jadi sangat terikat dengan kisah itu.
Bang Ezra dan Tika, mengajak saya untuk
mengunjungi rumah dan tamanmilik salah satu keluarga bangsawan Inggris bernma Newsteed Abbey yang tersembunyi di balik hutan Sherwood. Hutan yang terkenal sebagai markas besar Robin Hood.
Tempat dia mensabotase perjalanan para bangsawan yang pergi berburu dan mencuri hartanya. Tempat dia membangun gubuk untuk
tinggal dan mengumpulkan pengungsi serta mengajarkan mereka melawan tiran. Rumah tersebut sangat besar dan punya tamanyang sangat luas dengan sebuah danau. Sayangnya di musim dingin bunga-bunga di taman tidak mekar. Saya membayangkan taman itu akan sangat bagus ketika musim semi dengan bunga warna warni.
Meskipun jauh tapi saya menikmati perjalanan ini. Setelah beberapa hari berjalan sendirian memutari dan menikmati kota, hari ini jelas berbeda. Dibandingkan cuma sekedar sight seeing, perjalanan ini lebih seperti hiking. Yang lebih menyenangkan, saya melakukannya bersama
teman-teman.Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari ini saya tidak melihat GPS atau membayar sendiri tiket bus saya.Setelah puas jalan, kami langsung pulang.Kami tidak makan di luar, Bang Ezra bilang kalau dia mau masak masakan spesial yang dia sebut, “ayam goreng special bumbu stonehege”.Dan, ini juga setelah beberapa hari perjalanan saya, akhirnya makan masakan rumah.
Comments