OXFORD: KOTA LAHIR ALICE
- Fitria Andayani
- Dec 24, 2014
- 2 min read
Kereta saya berangkat dari stasiun Paddington menuju Oxford pukul 8 pagi. Sejam kemudian saya sudah sampai di kota yang terkenal dengan universitasnya itu. Hal pertama yang saya lakukan sesampainya di Oxford adalah menitipkan tas di hotel backpacker dekat stasiun, 4 pound untuk 24 jam. Saya punya waktu sampai pukul 4 sore sebelum menaiki kereta kembali ke Newcastle. Oxford menjadi kota terakhir yang saya kunjungi selama libur musim dingin.
Saya suka Oxford. Kota ini kecil tapi tata kota dan arsitektur bangunannya sangat menarik. Untuk berkeliling kota, sebenarnya ada bus tur dengan biaya tumpang 12 pound. Tapi saya tidak pernah tertarik dengan ide tur. Saya tidak suka terikat waktu dan hanya mengunjungi tempat-tempat yang ditentukan atau mengunjungi tempat-tempat yang sebenarnya tidak menarik.Jadi saya pilih berjalan kaki.Sebenarnya di kota-kota di Inggris ada sepeda yang bisa dipinjamkan di pinggir jalan.Cukup masukkan uang sesuai lama penggunaan sepeda di mesin yang terletak di samping parkir sepeda itu. Tapi jangan tawari saya untuk berkeliling kota dengan sepeda, terkutuklah saya yang tidak bisa mengendarai benda itu.
Selain karena universitasnya, Oxford juga terkenal dengan Alice in Wonderland. Dari Museum of Oxford saya tahu kalau kota ini jadi saksi sejarah pembuatan dongeng terkenal itu. Kisah Alice in Wonderland diciptakan oleh seorang mahasiswa Oxford, Lewis Carol, yang tinggal di Christ Church College, sekitar tahun 1860. Nama Alice diambil dari nama salah satu anak dekannya, Alice Liddle.
Ketika itu, Carol mengajak Alice, dan dua orang saudarinya untuk menyusuri sungat Thames yang membelah kota Oxford. Karena Alice tampak bosan, Carol mulai mengarang cerita untuk menghiburnya.Dia mengisahkan seorang anak perempuan bernama Alice yang bosan dan menginginkan sebuah petualangan.Alice menyukai cerita itu dan meminta Carol untuk menulisnya.Cerita itu kemudian dipublikasikan dalam bentuk buku dan menjadi cerita anak-anak paling sukses sepanjang sejarah.Sampai sekarang kisah tersebut tetap terjaga dan diproduksi sebagai pertunjukan teater ataupun film.Penggemar kisah ini, bisa mengunjungi Christ Curch untuk melihat tempat tinggal Carol semasa kuliah.
Di sini juga ada hall yang digunakan sebagai ruang rekreasi di film Harry Potter. Untuk masuk ke dalamnya pengunjung harus mengikuti turdan dikenakan biaya sekitar 5 pound.Tur tersebut hanya mengajak pengunjung ke beberapa ruangan di gedung itu, karena gedung tersebut masih digunakan sebagai akomodasi mahasiswa Oxford.Ada juga toko khusus yang menjual souvenir dan memorabilia bertemakan Alice in Wonderland di tengah kota. Lalu bagi yang tertarik menyusuri sungai Thames seperti Carol dan Alice juga bisa membayar perahu dan tukang dayungnya, sekitar 10-12 pound.
Setelah puas mengitari kota, saya kembali ke stasiun untuk menunggu kereta yang akan membawa saya kembali ke Newcastle. Saya sudah sangat rindu kasur saya yang nyaman di Spital Tongues. Perjalanan yang menyenangkan.
Comments